Kortisol merupakan hormon tubuh yang membantu sejumlah fungsi tubuh, seperti mengatur tekanan darah, mengurangi respon inflamasi sistem kekebalan tubuh, mengubah sejumlah zat makanan menjadi energi, menyeimbangkan hingga efek insulin.
Meski memiliki segudang manfaat, tingkat kortisol yang berlebihan tidak baik untuk tubuh.
Kondisi kelebihan kortisol dikenal dengan sindrom cushing.
Mengutip Mayo Clinic, terlalu banyak kortisol dapat menyebabkan sejumlah gejala seperti lemak yang menimbun, penambahan berat badan, kulit menipis, dan stretch mark.
Sindrom cushing juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, pengeroposan tulang, hingga diabetes tipe 2.
Penyebab paling umum dari sindrom cushing adalah penggunaan obat kortikosteroid dengan dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama.
Dokter biasanya meresepkan ini untuk mengobati penyakit peradangan atau untuk mencegah penolakan organ yang ditransplantasikan.
Mengutip Healthline, beberapa jenis tumor juga dapat menyebabkan produksi kortisol yang lebih tinggi, beberapa di antaranya adalah: Selain itu, terdapat sejumlah penyebab meningkatnya kortisol lainnya seperti tingkat stres yang tinggi, malnutrisi, konsumsi alkohol berlebih, depresi, hingga panic attack.
Mengutip Cleveland Clinic, jenis pengobatan sindrom cushing tergantung pada penyebab yang mendasari tingginya kadar kortisol.
Pengobatan yang dapat dilakukan meliputi: HATTA MUARABAGJA