Perlunya Penelitian tentang MSG untuk Cegah Obesitas

Pemerintah diharapkan membuat penelitian mengenai monosodium glutamate (MSG) untuk mencegah obesitas pada masyarakat.

Begitu kata spesialis Gizi Arti Indira.

“Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia.

Penyebab obesitas itu sendiri sangat kompleks alias multifaktor.

Obesitas tidak bisa disebabkan satu faktor saja,” kata dokter dari Beyoutiful Wellness Clinic Jakarta itu.

Menurutnya, Indonesia belum memiliki penelitian soal MSG atau penyedap rasa.

Padahal, terjadinya obesitas sangat berkaitan erat dengan asupan makanan.

“Seperti gula, lemak, dan garam, konsumsi MSG mungkin menjadi salah satu faktor namun sampai saat ini belum ada penelitian ilmiahnya,” kata Arti.

Sedangkan setiap tahun jumlah penderita obesitas terus meningkat.

Dalam data yang dimilikinya, lima provinsi dengan kejadian obesitas terbesar adalah Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Papua Barat, dan Kepulauan Riau.

Menurutnya, untuk mencegah terjadinya obesitas masyarakat harus memperbaiki pengaturan pola makan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman.

Masyarakat juga disarankan untuk mengurangi konsumsi garam pada makanan dengan standar penggunaan yang ideal adalah kurang dari 5 gram.

Arti mengatakan garam dalam makanan dapat diganti dengan MSG namun tetap sesuai dengan takaran yang tidak berlebihan.

Adapun faktor lain penyebab obesitas yang disebutkan berupa kurangnya aktivitas fisik, keturunan, dan lingkungan.

Manajer humas PT Ajinomoto Indonesia, Katarina Larasati, menyebut pihaknya sedang menggiatkan kampanye “Bijak Garam” terkait pengurangan asupan gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari, yang sejalan dengan anjuran Kementerian Kesehatan.

Katarina menjelaskan kampanye bertujuan mengedukasi masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan namun tetap bisa memperoleh citarasa yang tinggi.

“Kampanye ini juga merupakan bukti komitmen perusahaan untuk terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dengan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan keluarga Indonesia melalui produk dan layanan yang berkualitas tinggi,” ujarnya.

Pelatih kebugaran Cantika Felder menambahkan pola makan yang sehat harus diimbangi olahraga rutin yang dapat dilakukan 3-5 kali sepekan.

Bagi pemula, olahraga harus dilakukan secara bertahap.

Waktunya pun dapat ditingkatkan secara perlahan, seperti pada awal 15 menit dan ditingkatkan hingga 45-60 menit sehari.

Ia turut menyarankan supaya olahraga yang dilakukan sesuai dengan minat masing-masing, seperti dengan mendengarkan musik.

Dengan demikian, olahraga akan jauh lebih nyaman dan menyenangkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *