Sri Mulyani Ungkap Kondisi APBN Seperti Timnas U-23 Indonesia, Performa Keduanya Baik dan On-track

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengibaratkan kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) seperti Tim Nasional Indonesia U 23. Menurut bendahara negara, APBN Indonesia berada dalam kondisi baik dan kuat. "Situasi APBN KiTa saat ini seperti kemenangan Timnas Indonesia melawan KorSel pada pertandingan perempat final Piala Asia U 23 AFC," ungkap Sri Mulyani dalam akun Instagram pribadinya @srimulyani, dikutip Sabtu (27/4/2024).

"Performa keduanya baik dan on track, namun dihadapkan pada tantangan yang semakin tidak mudah," sambungnya. Sri Mulyani melanjutkan, perlu kehati hatian, kesiapan yang matang, serta fokus agar masing masing bisa mencapai tujuan. Di mana Timnas membawa kemenangan untuk Indonesia, sementara APBN melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas perekonomian Indonesia di tengah gejolak situasi global.

Sri Mulyani Ungkap Kondisi APBN Seperti Timnas U 23 Indonesia, Performa Keduanya Baik dan On track Kapten Timnas Irak U 23: Faktanya, Timnas Indonesia U 23 Adalah Tim Kuat dan Bagus Eks Penyerang Timnas Indonesia Puji Performa Garuda Muda di Piala Asia U 23 2024

Timnas Indonesia U 23 Bertemu Timnas Iraq U 23 Untuk Perebutkan Juara III Piala Asia U 23 Filosofi Permainan Timnas Indonesia Senior dan Timnas U 23 Mulai Diterapkan di Timnas Indonesia U 16 Filosofi Permainan Timnas Indonesia Senior dan U 23 Mulai Diterapkan di Timnas Indonesia U 16

Presiden Jokowi Respon Kekalahan Timnas Indonesia U 23 dari Irak U 23 Timnas Indonesia U 23 0 2 Timnas Uzbekistan U 23:Garuda Muda Gagal ke Final Piala Asia U 23 2024 Adapun saat ini postur APBN KiTa dari sisi Pendapatan negara per Maret 2024 senilai Rp 620,01 triliun atau 22,1 persen dari target buku tahun 2024.

Sementara dari sisi Belanja negara tercatat sebesar Rp 611,9 triliun atau 18,4 persen dari pagu 2024. Dengan demikian, Surplus APBN sebesar Rp 8,1 triliun. Dalam kesempatan tersebut Sri Mulyani juga mengungkapkan, kondisi perekonomian global saat ini masih lemah dan mengalami tekanan bertubi tubi, terutama dari sisi geopolitik.

Situasi berubah sangat cepat, ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkatkan disrupsi rantai pasok dan volatilitas harga komoditas. Di samping itu, perekonomian Amerika yang sudah pulih, namun inflasi masih tetap tinggi menyebabkan kebijakan suku bunga higher for longer masih berlanjut melampaui ekspektasi pasar. Ini yang menyebabkan obligasi US dan indeks Dollar Amerika Serikat menguat, sehingga terjadi arus modal keluar di banyak negara dan perlemahan mata uang selain Dollar.

Dengan situasi ini, Sri Mulyani mengklaim perekonomian Indonesia masih terjaga baik. Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024 masih berada di sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hingga Maret ini, Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia masih tetap ekspansif di 54,2, kemudian Indeks Keyakinan Konsumen masih tinggi di angka 123,8, Mandiri Spending Index tetap tumbuh di 46,9, dan Indeks Penjualan Rill juga positif di 3,5 persen. Inflasi juga relatif terkendali di 3,05 persen.

"Untuk itu, APBN akan terus dikelola dengan penuh kehati hatian serta responsif terhadap risiko global yang sangat dinamis," pungkas Sri Mulyani. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mencatat, kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mencatatkan surplus Rp 8,1 triliun atau setara 0,04 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Maret atau pada kuartal I 2024. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KiTa, di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2024).

"Posisi total dari APBN kita masih surplus 8,1 triliun atau 0,04 persen dari GDP. Dari sisi keseimbangan primer surplus Rp 122,1 triliun," kata Sri Mulyani. Bendahara negara merincikan, realisasi pendapatan negara hingga akhir Maret sebanyak Rp 620,01 triliun atau setara 22,1 persen dari target atau turun 4,1 persen secara tahunan (year on year/YoY). "Ada penurunan 4,1 persen seperti diketahui bahwa tahun 2022, 2023 growth dari penerimaan negara sangat tinggi. Jadi walaupun kita memahami akan ada koreksi kita tetap hati hati. Jadi dalam hal ini penurunan 4,1 persen YoY," tutur Sri Mulyani.

Kemudian dilihat dari sisi belanja, pemerintah telah membelanjakan Rp 611,9 triliun atau setara 18,4 persen dari pagu anggaran. Sri Mulyani bilang, pendorong utama belanja negara yaitu adanya kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung pada Februari 2024 lalu. "Jadi kalau penerimaan negara kita mengumpulkan 22,1 persen dari target, belanja 18,4 persen dalam 1 kuartal ini. Dan kalau kita lihat belanja kuartal pertama ini Januari sampai Maret, 18 persen kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya," ucap dia. "Ini berarti ada belanja belanja yang cukup front loading seperti penyelenggaraan Pemilu," sambungnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *