Tak hanya jerawat, hiperpigmentasi juga menjadi salah satu masalah bagi kulit dan dapat mengganggu penampilan wajah.
Kondisi ini dikarenakan produksi melanin berlebihan pada kulit.
Melanin sendiri merupakan pigmen yang memberi warna pada kulit yang diproduksi oleh sel-sel kulit yang disebut melanosit.
Beberapa kondisi atau faktor yang berbeda dapat mengubah produksi melanin dalam tubuh.
Dilansir dari healthline, mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat menyebabkan hiperpigmentasi.
Di antaranya beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan hiperpigmentasi sebagai efek sampingnya.
Selain itu kehamilan mengubah kadar hormon dan dapat mempengaruhi produksi melanin pada beberapa wanita.
Penyakit endokrin langka yang disebut penyakit Addison dapat menghasilkan hiperpigmentasi di area paparan sinar matahari, seperti wajah, leher, dan tangan, dan area yang terpapar gesekan, seperti siku dan lutut.
Paparan sinar matahari yang berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan melanin.
Dikutip dari medicalnewstoday.com, ada tiga jenis hiperpigmentasi yaitu bintik-bintik penuaan, melasma dan hiperpigmentasi pasca inflamasi.
Bintik-bintik penuaan warnanya cokelat atau hitam yang muncul pada kulit dengan paparan sinar matahari yang berlebihan.
Umumnya di wajah dan tangan atau di area tubuh yang terpapar sinar matahari.
Sedangkan melasma berbentuk tambalan besar kulit gelap yang seringkali di dahi, wajah, dan perut dan umumnya dialami oleh wanita yang sedang hamil atau minum pil KB, dan mereka yang memiliki kulit sedang hingga lebih gelap.
Lain halnya dengan hiperpigmentasi pasca inflamasi yang merupakan bintik-bintik atau bercak kulit gelap yang muncul setelah kondisi kulit yang meradang, seperti jerawat atau eksim.
Seorang tenaga medis dapat mengidentifikasi jenis dan penyebab hiperpigmentasi dengan beberapa cara, yaitu 1.
Memeriksa kulit penderita dengan cahaya khusus yang disebut cahaya Wood 2.
Menanyakan tentang riwayat kesehatan 3.
Menanyakan tentang paparan sinar matahari, kegiatan atau kebiasaan gaya hidup lainnya 4.
Dalam beberapa kasus, tenaga medis mengambil biopsi atau sampel kecil kulit untuk membantu menyingkirkan kanker kulit.
Dari pemeriksaan, kemudian tenaga medis akan membantu membuat rencana perawatan yang sesuai dengan penderita hiperpigmentasi.
ANNISA FIRDAUSI