Wawancara kerja bukan hanya kesempatan bagi perusahaan untuk mengenal calon karyawan, tetapi juga merupakan sesi dua arah di mana kedua belah pihak dapat memutuskan apakah mereka ingin bekerja sama atau tidak.
Ini artinya, selama wawancara pun calon karyawan bisa mengetahui lingkungan kerja di kantor tersebut.
Bekerja di lingkungan yang buruk pasti ingin dihindari karena ini akan memengaruhi kebahagiaan secara keseluruhan.
Meski gaji yang ditawarkan besar, kebahagiaan lahir dan batin kadang lebih dipertimbangkan.
Menurut para peneliti di University of Manchester’s Business School, persentase pekerja yang meninggalkan pekerjaannya karena kondisi ekonomi jauh lebih rendah dibandingkan dengan memiliki bos yang mengesalkan atau budaya perusahaan yang tidak teratur.
Sebagian besar spesialis SDM sampai pada kesimpulan bahwa cara terbaik untuk mendeteksi lingkungan kerja yang buruk adalah dengan memercayai intuisi.
Jika merasa tidak nyaman selama wawancara, mungkin ada alasan bagus untuk itu.
Saat bertemu dengan manajer perekrutan, perhatikan bagaimana perilaku orang-orang tersebut.
Jika wajah mereka tegang, ada kemungkinan besar karyawan tersebut tidak bahagia atau tidak termotivasi.
Jika ada kesempatan, perhatikan bagaimana karyawan biasa berinteraksi dengan atasan mereka dan lihat apakah ada ketegangan.
2.
Perhatikan tanda-tanda disorganisasi Waktu adalah emas.
Jika pewawancara membuat menunggu lebih dari 10 atau 15 menit dan tidak meminta maaf, mereka tidak menghargai waktu.
Ini juga berarti mereka tidak menghargai calon karyawan.
Sikap ini kemungkinan besar akan lebih terasa saat memasuki posisi tersebut.
Selain itu, meski melamar ke perusahaan besar, manajer perekrutan harus menunjukkan kesopanan dan ketepatan waktu yang sama.
3.
Menunjukkan hormat dan menghargai Jika merasa tidak nyaman atau diremehkan oleh manajer perekrutan serta calon anggota tim selama wawancara, mungkin situasi seperti itulah yang akan dihadapi ketika bekerja dengan mereka.
Misalnya, mereka mengkritik atau meremehkan pencapaian di perusahaan sebelumnya atau hobi, ini sudah jadi tanda tidak baik.
Namun, terkadang manajer perekrutan sengaja mengatakan sesuatu yang sedikit negatif tentang hobi hanya untuk memancing.
Contoh: “Anda menyebutkan bahwa Anda telah berkebun selama 5 tahun terakhir.
Menurut saya berkebun agak membosankan, bukan?” Dalam hal ini, manajer perekrutan mungkin hanya ingin melihat apakah calon karyawan akan tetap berpegang pada prinsipnya atau mengakui bahwa hobi itu sejak lama sebenarnya tidak masuk akal.
4.
Wawancara lamaBiasanya, wawancara kerja berlangsung sekitar 45 menit.
Jika wawancara kerja hanya dalam hitungan menit, ini bisa menjadi salah satu dari dua hal.
Pertama, manajer perekrutan dengan jelas melihat bahwa calon karyawan itu tidak cocok untuk perusahaan.
Kedua, mereka tidak terlalu selektif tentang orang yang mereka pekerjakan.
Jika yang terakhir, berarti manajemen perusahaan tidak terlalu baik.
Karyawan akan menghabiskan sebagian besar hidupnya di tempat kerja, karena itu tempat kerja memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan.
Ini berarti mencari pekerjaan harus selektif agar selamat dari masalah dalam jangka panjang.
YOURTANGO